Meski manajer tim nasional Indonesia Alfred Riedl baru saja mengakui bahwa tim asuhannya berani bermimpi lolos ke final dan menjadi juara Piala AFF 2016 ini; namun banyak pihak menyebut Thailand sebagai kandidat terkuat untuk memenangkan gelar tersebut di tahun ini. Menghadapi Myanmar di semifinal; Thailand diunggulkan untuk menjadi tim yang mampu lolos tanpa banyak kesulitan menuju partai final. Tim nasional Thailand menunjukkan performa bagus meski belum mencapai performa terbaik di babak penyisihan; namun masih mampu memenangkan ketiga laga yang dijalani dengan mengalahkan Indonesia, Singapura dan Filipina. Selain penampilan perkasa di fase grup; masih ada beberapa alasan lain yang membuat Thailand diunggulkan untuk mempertahankan gelar yang mereka raih di tahun 2014 lalu.
Kualitas skuad yang dimiliki Thailand memang di atas rata – rata tim lain di turnamen Piala AFF 2016 ini. Setelah mencatat 2 kemenangan di 2 laga pertama dan memastikan lolos sebagai juara grup; manajer Kiatisuk Senamuang dengan tenang memainkan skuad lapis kedua di laga terakhir guna memberi kesempatan bagi para pemain utama untuk beristirahat. Menghadapi tim tuan rumah Filipina yang ditangani Thomas Dooley yang butuh kemenangan untuk lolos ke semifinal; para pemain lapis kedua Thailand masih mampu tampil dominan meski butuh gol di menit – menit akhir dari Sarawaut Masuk untuk memenangkan pertandingan.
Gelandang Charyl Chappuis tampil begitu dominan di lini tengah Thailand; pemain yang menjadi pahlawan di turnamen yang sama 2 tahun lalu telah kembali ke performa terbaiknya. Sedangkan pemain lapis kedua seperti Peerapat Notchiya mampu menunjukkan kualitas yang menyamai Theerathon Bunmathan sebagai pemain yang lebih senior di posisi bek sayap kiri. Kiatisuk Senamuang sepertinya memiliki setidaknya 2 pemain dengan kualitas setara di semua posisi. Sesuatu yang tidak dimiliki oleh Indonesia, Myanmar ataupun Vietnam. Penyerang Teerasil Dangda juga telah kembali menemukan sentuhan emasnya di depan gawang lawan. Setelah mengalami paceklik gol di 4 laga kualifikasi Piala Dunia 2018 sebelum akhirnya kembali mencetak gol pada laga melawan Australia. Teerasil mampu bermain baik ketika dimainkan dengan formasi 2 penyerang dengan didampingi Sirroch Chattong. Postur besar dan permainan Chattong yang lebih mengandalkan fisik memberi kesempatan bagi Teerasil untuk memaksimalkan kecepatan dan kecerdikan dalam penempatan posisi untuk mencetak gol.
Manajer Kiatisuk Senamuang kini juga menunjukkn fleksibilitas dalam memillih pemain dan memainkan strategi. Setelah sempat dikenal sebagai manajer yang kurang suka melakukan bongkar pasang pemain; Kiatisuk mengalami masalah dan kekecewaan saat tim asuhannya gagal tampil optimal di kualifikasi Piala Dunia 2018. Kejadian tersebut secara perlahan mengubah cara seorang Kiatisuk mengelola skuad dan memilih pemain di sebuah laga. Keberanian merubah formasi menjadi 3 – 5 – 2 saat melawan Australia di kualifikasi Piala Dunia 2018 menunjukkan keberanian dan kecerdikan Kiatisuk; dua hal yang patut diwaspadai oleh manajer manapun saat berhadapan dengan Thailand yang dicap sebagai calon juara piala AFF 2016.