Ketika Arsene Wenger datang ke Arsenal 20 tahun lalu; ia telah memilki reputasi sebagai “the professor” karena kecerdasannya dalam mengelola tim dan menyusun strategi. Seiring dengan berjalannya waktu; Wenger juga telah menjadi seorang filosof dengan mengutarakan banyak konsep tentang sepakbola, industri hingga kehidupan pada umumnya. Dalam sebuah wawancara menjelang ulang tahun ke-67 Arsene Wenger mengatakan sebuah cerita unik dan filosofis; “jika suatu hari aku mati dan dihadapkan pada Tuan untuk mendapat pertanyaan tentang apa yang aku lakukan dalam hidup; maka aku akan menjawab berusaha memenangkan pertandingan sepakbola.” Jika Tuhan kembali bertanya;”apakah hanya itu saja?” Maka satu – satunya jawaban yang ada hanyalah “memenangkan pertandingan sepakbiola tidak semudah kelihatannya.”
Pernyataan tersebut merefleksikan betapa besar dan sulitnya tantangan yang dialami Wenger untuk menjaga konsistensi permainan Arsenal. Setelah memenangkan pertandingan di Liga Champions Eropa melawan Ludogorets Razgard dengan torehan 6 gol; Arsenal hanya mampu bermain imbang 0 – 0 pada laga kandang melawan Middlesbrough di Liga Primer Inggris. Sukses mengalahkan Ludogorets Razgard terjadi saat skenario yang dirancang Wenger berjalan dengan lancar. Arsenal memainkan sepakbola khas yang mereka miliki dan memenangkan pertandingan terlihat begitu mudah. Kemenangan tersebut juga merupakan kemenangan ketujuh secara beruntun yang dicatat Mesut Ozil dan kawan – kawan. Hanya saja keajaiban saat melawan Ludogorets Razgard telah hilang saat Arsenal menjamu Middlesbrough. Alexis Sanchez kehilangan ketajaman dan lini tengah tanpa Santi Cazorla menjadi minim kreativitas. Lini belakang Arsenal mengalami kesulitan dengan kecepatan dan pergerakan Adama Traore yang melewatkan 7 tahun bersama Hector Bellering di akademi sepakbola La Masia milik Barcelona.
Kegagalan Arsenal untuk memenangkan pertandingan sebenarnya nyaris terjadi pada 2 Oktober saat bertemu Burnley; namun gol kontroversial Koscielny di waktu tambahan memberi kemenangan bagi Arsenal. Sayang keberuntungan serupa tidak terjadi pada laga melawan Middlesbrough; gol Mesut Ozil yang diawali dari posisi offside yang pemain ternyata dianulir oleh wasit dan kemenangan gagal diraih. Kegagalan menang di kandang saat bertemu Middlesbrough sepertinya mengingatkan masa – masa dimana Arsenal nyaris juara; namun gagal karena tidak berhasil menang pada pertandingan yang sepertinya dapat mereka menangkan.
(Baca juga: Krisis serius sedang di alami oleh Theo Walcott)
Arsenal kini berada di peringkat 2 klasemen sementara Liga Primer Inggris; diapit Manchester City di puncak klasemen dan dikuntit Liverpool di peringkat 2. Ketiganya memiliki perolehan nilai sama berkat 6 kemenangan, 2 hasil imbang dan 1 kali kalah di 9 pertandingan yang telah dijalani. Arsenal gagal memuncaki klasemen dan membuat jarak dengan Manchester City yang juga hanya mampu bermain imbang setelah kalah di Liga Champions Eropa pada pertengahan pekan. Ujian serius bagi Arsenal akan datang di bulan November saat pertandingan melawan Tottenham Hotspur, Manchester United dan Paris Saint Germain telah menanti antara tanggal 6 hingga 23 November. Sejarah membuktikan bahwa Arsenal jarang tampil baik pada bulan November; satu hal yang pasti ingin diubah oleh seorang Arsene Wenger dengan memenangkan sebanyak mungkin pertandingan.